Feb 19, 2009

Shirothol Mustaqim, dan Berbagai Aliran Sempalan di Sekitarnya

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa". QS. Al-An’aam: 153

Uraian Ayat

Shirothol Mustaqim, adalah jalan para nabi, shiddiiqiin, syuhada’ dan orang – orang sholeh. Mereka inilah manusia–manusia yang mendapatkan limpahan nikmat Alloh Maha Pemberi Anugerah. Inti dan ciri khas prilaku dan ajaran yang mereka jalani adalah berpegang teguh dengan tali–tali Alloh Subhaanahu wata’aalaa.

“Barang siapa berpegang teguh dengan Alloh maka sungguh ia telah mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus (shirothol mustaqiim)“. QS. Ali Imron: 103.

Dalam meniti Shirothol Mustaqim, berpegang teguh dengan tali Alloh yang berupa melakukan hal–hal yang menjadikan Alloh ridho dengan menjalankan perintah–perintahNya dan menjauhi keburukan prilaku, manusia harus berjuang ekstra. Ia harus mampu menciptakan sistem filterisasi yang tangguh dan akurat sehingga mampu memilih jalan yang benar pada saat berada di persimpangan banyak jalan. Sebab sungguh hanya satu rute jalan saja yang benar sementara rute–rute lain yang terpampang di depan mata adalah jalan yang salah. Semua adalah rute setan guna mengarahkan manusia ke dalam kesesatan sedang jalan menuju Alloh hanyalah satu. QS Al An’aam: 153 di atas juga merupakan satu Nubuwwat, berita masa depan tentang akan muncul dan menjamurnya berbagai kelompok dan aliran yang seluruhnya mengklaim sebagai yang benar, masing–masing dari mereka berjuang keras menggiring manusia memasuki kelompok dan aliran mereka. Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu anhu bercerita: “Suatu hari Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam membuat untuk kami satu garis lalu Beliau bersabda, “Ini adalah jalan Alloh“ kemudian Beliau membuat garis–garis di samping kiri kanan (garis yang pertama) lalu bersabda, “Ini adalah jalan–jalan di mana di setiap jalan ada setan yang mendorong ke sana“ HR Ahmad Nasa’i Darimi. Jabir bin Abdillah rodhiyallohu anhuma juga bercerita: “Kami sedang berada di sisi Nabi Shollallohu alaihi wasallam lalu Beliau membuat satu garis dan membuat lagi dua garis di samping kiri dan kanan (garis pertama/garis tengah) lalu Beliau menaruh tangan di garis tengah seraya bersabda, “Ini adalah jalan Alloh“ Kemudian Beliau membaca ayat ini (QS al An’aam: 153)”. HR. Ahmda Ibnu Majah.


Inilah kira–kira gambaran garis tersebut:
Secara garis besar, aliran–aliran yang di sana disebut oleh Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam sebagai tempat–tempat bercokol setan terdiri dari dua kelompok;

a) Kelompok dalam Islam misalnya kelompok Khowaarij yang cikal bakalnya adalah Dzul Khuwaishiroh at Tamimi yang dulu pernah merasa tidak puas dan memprotes kebijakan Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam dalam pembagian Ghonimah perang Hunain. Ketika itu Dzul Khuwaishiroh mengatakan, “Hai Rosululloh, berlakulah adil!” mendengar ini Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam bersabda, “Celakalah kamu, jika aku tidak adil lalu siapakah yang berbuat adil. Sungguh aku merugi jika tidak berbuat adil“ menyaksikan ini Umar ra. juga marah dan mengatakan, “Rosululloh, biarkanlah saya memenggal kepala orang ini!” Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam melarang, “Biarkanlah, sungguh ia akan memiliki teman – teman di mana sholat dan puasa kalian sangat kecil dibandingkan dengan sholat dan puasa mereka. Mereka selalu membaca Alqur’an tetapi Alqur’an tidak bisa melewati kerongkongan mereka (tidak masuk ke dalam hati)”. HR. Muslim dalam riwayat lain disebutkan sabda Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam:

“Sesungguhnya dari keturunan orang ini adalah orang–orang yang selalu membaca Alqur’an tetapi Alqur’an tidak bisa melewati kerongkongan mereka. Mereka membunuh (memerangi) pemeluk islam dan membiarkan penyembah berhala“. HR. Muslim/1064.

Jika Dzul Khuwaishiroh pernah memprotes dan mencela kebijakan Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam maka pewaris Dzul Khuwaishiroh ini adalah kelompok–kelompok yang memiliki ciri khas selalu menghina dan melecehkan prilaku dan budaya umat Islam. Semua yang berlaku dan telah menjadi tradisi yang telah dilewati oleh umat Islam secara turun temurun diklaim sebagai bid’ah–bid’ah sesat yang harus diberantas. Acara peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabawi, do’a bersama setelah sholat, berkumpul dan berdzikir bersama (Istighotsah), dan berdzikir dengan memakai Tasbih adalah hal–hal bid’ah menurut hemat mereka. Untuk itulah mereka melakukan propaganda dengan berbagai cara melalui penerbitan buku – buku, media dan bahkan kini mereka banyak mendirikan pesantren dan lembaga pendidikan dengan formalitas pesantren atau lembaga pendidikan yang terfokus pada mempelajari dan mendalami Alqur’an.

Selain Khowaarij, kelompok sempalan dalam Islam lain yang sangat berbahaya bagi keselamatan beragama umat Islam adalah kelompok Syi’ah. Jika selama ini kelompok ini identik dengan republik islam Iran dan sebagian besar masyarakat Bahroin, maka perlu dimengerti bahwa Syi’ah telah cukup jauh merambah bumi Indonesia. Dulu mungkin hanya pesantren YAPI Bangil yang dikenal, tetapi kini mereka mulai banyak mendirikan pesantren dan pengurus cabang di seluruh kepulauan dan kota besar Indonesia. Bahkan baru–baru ini mereka membuat langkah yang sangat mengagetkan dan membuat umat Islam gemas dengan menggelar peringatan tragedi Karbala’ di sebuah gereja di malang. Dan masih banyak lagi kelompok–kelompok dan aliran menyimpang yang bermunculan dan memang sengaja diekspos dan dibesar–besarkan oleh media masa yang notabenenya adalah milik orang–orang yang sangat senang jika Islam mengalami kehancuran.

b) Kelompok di luar Islam. Kapitalisme, Liberalisme, Sekularisme, Pluralisme, Humanisme dll. Kemunculan faham–faham ini juga merupakan senjata mematikan yang diarahkan oleh setan – setan dalam bentuk manusia kepada umat Islam sehingga siapapun yang terkena senjata ini maka dipastikan ia akan menjadi seorang muslim yang sama sekali tidak memiliki karakter islami. Cara berfikir, pola jiwa dan prilakunya sama sekali jauh dari ajaran islam. Sungguh kelompok yang mengusung ideologi–ideologi tersebut sangat getol bersuara melalui cara–cara dan sarana–sarana yang mereka miliki yang tergolong lengkap dan modern. Di antara cara yang mereka lakukan adalah dengan menyebarkan ideologi mereka melalui tangan–tangan sebagian umat islam sendiri yang telah mereka cuci otaknya ketika sebagian umat Islam itu menjalani studi di negeri mereka. Cara lain yang mereka tempuh adalah dengan berusaha turut campur dalam menentukan dan merubah kurikulum di lembaga pendidikan Islam Dampak dari semua itu adalah munculnya banyak penyeru–penyeru ke nereka di kalangan umat Islam sendiri seperti disabdakan oleh Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam yang artinya, “Para penyeru menuju pintu–pintu Jahannam. Mereka berkulit sejenis dengan kulit kita dan berbicara dengan bahasa kita". HR. Muslim.

Munculnya kelompok dan aliran di atas sangat nyata menjadikan banyak orang gelap hati sehingga tidak mampu lagi melihat dan membedakan perbedaan dan penyimpangan yang terjadi. Semua dianggap sebagai suatu yang wajar. Merespon adanya sesuatu yang tidak lazim mereka dengan enteng mengatakan, “Perbedaan tidak perlu dipermasalahkan karena memang itu suatu hal yang alamiah". Mestinya harus disadari bahwa adanya madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dalam Fiqih adalah sebuah perbedaan yang masih ditolerir. Sementara faham bahwa semua agama itu benar, faham tidak ada hubungan antara agama dan negara, sholat dengan dua bahasa, aqidah syi’ah, dan keyakinan ada nabi pasca Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam adalah penyimpangan yang tidak boleh dibiarkan tetapi harus dipatahkan. Karena itulah dalam menghadapi realitas multi golongan dan aliran, manusia harus melakukan langkah tepat guna melindungi keimanan yang merupakan anugerah Alloh paling berharga. Di antara langkah itu adalah:

1) Menetapkan dan meneguhkan diri dalam kelompok besar (As Sawaadul A’zhom) kaum muslimin. Mengikuti arah pandang dan jejak langkah yang telah dilakukan oleh mayoritas kaum muslimin sebab sungguh Alloh tidak mengumpulkan umat manusia dalam kesesatan. Sungguh sikap menjauh dan bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh mayoritas kaum muslimin merupakan sikap membawa diri berjalan menuju bencana. Dari Muadz bin Jabal ra bahwa Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam bersabda:

“Seungguhnya setan adalah srigala manusia seperti srigala kambing yang memangsa kambing yang jauh dan menyingkir“. HR. Ahmad.

2) Berusaha meneliti, menggali, memahami dan meneladani Sunnah Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam. Khulafa’urrosyidin dan sunnah para sahabat rodhiyallohu anhum. Selain dengan mengkaji kitab-kitab hadits maka hal yang mesti harus dilakukan demi tujuan ini adalah dengan bergaul dekat dan hidup bersama para ahli hadits. Imam Syafii berkata, “Sesungguhnya jika melihat seorang dari ahli hadits maka aku seperti melihat para sahabat Nabi Shollallohu alaihi wasallam“. Ibnu Syaudzab berkata,“Sesungguhnya termasuk nikmat lain yang diberikan oleh Alloh kepada pemuda ahli ibadah ialah ia bisa berkawan (menjadi murid) seorang ahli sunnah yang selalu mendorongnya mengikuti sunnah“. (Lihat Talbiis Ibliis/17). Singkat kata jika ingin selamat dan tetap berada pada jalur Shirothol Mustaqim, seseorang harus memiliki Murobbi, guru yang selalu memantau dan memberikan bimbingan. Sayyid Masyhur dalam Miftaahul Jannah/156 menyebutkan, “Barang siapa yang tidak memiliki guru (Murobbi) maka ia tidak ubahnya seperti orang yang kebingungan di jalan. Barang siapa yang tidak memiliki guru pembimbing dan penunjuk maka dipastikan setan akan membimbingnya ke jalan yang sesat”.

3) Dua hal di atas merupakan usaha nyata, agar semakin efektif hasilnya maka sangat ditekankan agar setiap kali dalam sholat dan membaca al Fatihah ketika sampai pada bacaan, “Ihdinas Shiroothol Mustaqiim“ hendaknya hati khusyu’ dan mengingat bahwa saat itu ia memohon agar Alloh Meneguhkan hati dan menancapkan kakinya untuk berdiri dan berjalan meniti jalan yang lurus (Shirothol Mustaqim).

[]

0 comments: