Kepada ustadz pengasuh Fas’alu. Kita diajarkan manakala bersin kita bersyukur dengan mengucapkan hamdalah (Alhamdulillah). Persoalannya kemudian bila bersin terjadi di tengah-tengah melangsungkan shalat fardlu. Apakah dianjurkan juga membaca alhamdulillah sementara kita kan dituntut tenang (khusyu’) sewaktu shalat? Nah, apa yang saya harus lakukan ketika sedang melangsungkan shalat lalu saya bersin? Saya harus memilih mengucapkan tahmid atau saya memilih diam saja? Demikian pertanyaan saya. Atas jawaban ustadz terima kasih.
Muzammil Arif, Jl. Barito Pandean No. 6 Sumenep Madura
Jawaban:
Seorang sahabat bernama Rifa’ah bin Rafi bersin kala ia sedang shalat yang dipimpin oleh Rasulullah. Waktu itu ia mengucapak doa tahmid, yang teksnya berbunyi: “Alhamdulillah hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih mubarokan alaih kama yuhibbu roabbuna wayardloh” usai bersin. Usia shalat beliau lantas memuji sahabat ini bahwa terdapat lebih dari 30 malaikat berebut membawa naik pahala tahmidnya kepada Allah ta’ala. (HR. Tirmidzi, Sunan Tirmidzi I, 251, nomor hadits 402).
Atas dasar hadits ini mufakat para ulama menyatakan membaca tahmid bagi orang yang bersin sewaktu shalat hukumnya diperbolehkan. Hanya dalam membaca tahmid itu apakah keras atau secara pelan, di sini para ulama berbeda pendapat. Satu pihak membolehkan membaca tahmid secara keras (artinya dengan mengangkat suara) dengan alasan karena maslahah (ada kebaikannya). Sementara pihak lain tidak membolehkan membaca tahmid kecuali dengan suara pelan (di dalam hati), karena dikhawatirkan mengganggu jamaah shalat yang lain.
Dari pendapat ini kiranya bila kita shalat secara berjamaah maka lebih bagus membaca tahmid usai bersin secara pelan atau dalam hati saja agar tidak mengganggu orang lain. Sedang dalam shalat sendiri, misalnya shalat-shalat sunnah, bolehlah membaca tahmid dengan mengangkat suara. Atau kita juga boleh memilih diam saja, tidak membaca dengan keras juga tidak membaca pelan, dengan alasan keluar dari perbedaan pendapat. Dari sini ternyata kita dipersilahkan memilih dari sekian keluasan ajaran agama Islam. Maka sesuaikan pilihan kita dengan situasi kondisi dan lingkungan di mana kita berbeda.[]
May 22, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment