Oct 19, 2010

Kemuliaan Hanya Milik Allah

Tausiyah Ramadhan 1431 H / 26 Agustus 2010

Allah tabaaraka wata’aalaa berfirman: “....Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah”QS An Nisa’:139.
Perang Badar al Kubra terjadi pada bulan ramadhan al mubarak. Peperangan ini mengandung sekian pelajaran seperti halnya juga mengandung banyak mukjizat ketika Allah menguatkan dan memberikan pertolongan kepada kaum muslimin pada kondisi saat mereka sedang lemah sehingga bisa mengalahkan kaum kafir. Allah berfirman: “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” QS Ali Imran:123. ”... yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui” QS al Maidah:54. “...Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."QS al Baqarah:249.

Mereka berjihad di jalan Allah dengan satu keyakinan sesungguhnya kemuliaan hanya milik Allah, bukan berasal dari diri mereka sendiri. Mereka tidak merasa takut cercaan orang yang mencerca dengan dasar keyakinan bahwa kerendahan hanya boleh karena Allah dan bukan karena selainNya. Maka tiada kemuliaan kecuali milik Allah dan tiada kerendahan kecuali karena Allah. Adapun kerendahan karena selain Allah maka hal inilah yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memohon perlindungan darinya: “Saya memohon perlindungan dari kehinaan kecuali karenaMu!”


Dan ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kaum beriman mempersembahkan pengorbanan mereka di jalan Allah demi kemuliaan yang hanya ada di sisiNya maka Allah menyebut mereka dengan firmanNya: “dan adalah kemuliaan itu hanya milik Allah, milik utusanNya dan kaum beriman “QS al Munafiqun:8. Di sini ada peringatan untuk selalu memurnikan niat yang baik di jalan mencari kemuliaan tersebut. Dan dari sinilah selaras apa yang menjadi semboyan kita yang selalu diulang-ulang oleh lidah kita di jalan dakwah (demi kemuliaan islam dan kaum muslimin) sebagai bentuk kewaspadaan agar tidak terjatuh dalam hal yang akhirnya tidak terpuji dalam perjalanan dakwah itu sendiri sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang memang memberikan pengaruh di dalamnya. Sungguh telah dikatakan: “Barang siapa cemerlang di permulaannya maka akan cemerlang di puncaknya”

Kerendahan karena Allah adalah pokok ibadah yang menjadi dasar keberuntungan manusia beriman seperti diisyaratkan dalam firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”QS al Hajj:77.

Maksud ruku’ dan sujud adalah shalat. Dan secara khusus keduanya disebutkan di antara sekian banyak model aktivitas shalat karena keduanya adalah yang termulia di antara rukun-rukun shalat sebab keduanya benar-benar menampakkan ketundukan dan kerendahan. Penyebutan shalat secara khusus sebelum perintah ibadah-ibadah yang lain seperti puasa, haji, dzikir, bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dll serta sebelum perintah meluberkan kebaikan kepada sesama dengan berzakat, pergaulan yang baik dan sekian budi pekerti mulia sebagai ibadah dalam bentuk berakhlaq dengan akhlak-akhlak Allah ta’aalaa,dalam ini semua ada penegasan bahwa sesungguhnya shalat adalah tiang agama. Dan kondisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat ia sedang bersujud. Ketika ia meletakkan wajah, selaku anggota tubuh paling mulia, di tanah sejajar dengan tangan,lutut dan telapak kaki. Dan lebih tinggi darinya adalah anggota tubuh yang menjadi jalan keluar angin dan tinja dari duburnya serta urin dari jalan depannya, (ini semua) semata karena kerendahan kepada Allah dan kemulianNya. Jadi barang siapa merendahkan diri kepada Tuhannya dan tunduk kepadaNya maka sudah menjadi hak atasNya untuk memberikan kemuliaan kepadanya di dunia dan akhirat. Jadi kerendahan karena Allah sebenarnya adalah kemuliaan itu sendiri. Adakah kemuliaan lebih agung dan lebih besar daripada kerendahan diri seorang hamba di hadapan Tuhannya. Sungguh anda menyaksikan seseorang mulia dalam penampilannya meski sebenarnya ia hina di sisi Allah. Sebaliknya juga ada seorang yang tampil begitu hina padahal ia begitu mulia di sisi Allah.

Ia, Allah telah memberikan pertolongan kepada mereka di hari perang Badar. Pada hari perang Hunain ketika mereka berbangga dengan jumlah yang banyak dan menyangka bahwa kemuliaan berasal dari diri mereka sendiri lantas salah seorang dari mereka berkata: “Pada hari ini kita tidak akan kalah karena jumlah yang sedikit” maka merekapun dikalahkan. Tentang mereka Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.”QS At Taubah:25.Padahal orang yang berkata demikian bukanlah pembesar sahabat, tetapi bencanapun merata agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran yang berharga.
=ألله يتولى الجميع برعايته=

0 comments: