Jun 18, 2009

Wasiat Komplit

Allah Subhana wata’ala berfirman yang artinya

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

Allah Subhana wata’ala menutup surat ini dengan beberapa pesan yang komplit kepada orang-orang yang beriman di mana jika mereka bisa melaksanakan pesan-pesan tersebut, mereka menjadi yang paling berhak meraih keberuntungan dunia akhirat. Pesan yang dimaksud adalah seperti berikut:

1. Sabar
Sabar akan menjadi sumber segala keutamaan dan aneka ragam kesempurnaan.

2. Mushobaroh
Mushobaroh berarti berusaha maksimal menahan semua hal yang tidak menyenangkan yang diterima dari orang lain. Hal-hal yang termasuk dalam kategori mushobaroh ini adalah:
a. Tabah akan rasa sakit karena ulah keluarga dan tetangga.
b. Tidak membalas perlakuan buruk orang lain.
c. Mendahulukan (mengalah dari) orang lain/Itsar.
d. Memaafkan kedholiman orang lain.
e. Menghadang, mencegah, dan memberikan jawaban atas tindak pengaburan para pendusta serta memberantas keragu-raguan yang mereka sebarkan.


3. Murobathoh
Kata murobathoh memiliki makna asli mengikat kuda untuk berjaga di benteng pertahanan. Meski begitu, yang dimaksud dengan kata murobathoh adalah menyiapkan seluruh potensi kekuatan yang kita miliki secara total untuk menghadapi musuh Islam dengan berbagai macam sarana, baik material (madiyyah), atau nonmaterial (ruhiyyah) secara sendiri-sendiri atau bersama-sama.

Selain ini, murobathoh juga memiliki arti lain, seperti diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwaththo’ dari Abu Hurairoh ra. bahwa Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:

“Apakah aku akan menunjukkan sesuatu kepada kalian yang karenanya Allah menghapus dosa dan meninggikan derajat-derajat?” “Ya, wahai Rasulullah,” jawab para sahabat. Beliau lalu bersabda, “Menyempurnakan wudhu dalam kondisi tak menyenangkan, banyak langkah ke masjid, menanti shalat demi shalat. Itulah ribath, itulah ribath, itulah ribath.”

Pertama (menyempurnakan wudhu) merupakan isyarat adanya peperangan dengan nafsu. Kedua, (banyak langkah ke masjid sebagai isyarat adanya pengawasan ketat (muroqobah) terhadap hati dan anggota tubuh. Ketiga, (menanti shalat) menjadi isyarat adanya penjagaan terhadap waktu serta mencari dan memanfaatkan kesempatan.

4. Taqwa
Taqwa dimaksudkan sebagai upaya menjaga diri dari kebencian dan kemarahan Allah yang tidak terwujud kecuali setelah mengenal-Nya dan mengetahui apa yang membuat keridhoan-Nya atau menyebabkan kebencian-Nya.

Semoga Allah Subhana wata’ala memberikan taufik-Nya kepada kita untuk bisa melakukan aktivitas yang membuat-Nya ridho sehingga kita akan mengapai keberuntungan dunia akhirat dengan anugerah, kebaikan, dan kemurahan-Nya. Washolallahu ‘ala Sayydina Muhammad wa’ala alihi washohbihi wasallam.[]

2 comments:

Dwif said...

assalamualaikum...
dengan segala kerendahan hati ijin ngelink blog Abi di blog saya...

Al-Wasath said...

Monggo. Semoga bermanfaat.