لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتيَّ أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ
أَجْمَعِيْنَ
“Tidak
sempurna iman salah seorang dari kalian sebelum diriku lebih dia cintai
daripada anak dan orang tuanya serta sekalian manusia”Muttafaq Alaihi.
Syarah Hadits
Mencintai Rosululloh Saw
adalah salah satu konsekwensi Iman sebagimana halnya mencintai Alloh Swt. “Katakanlah:
“Jika orag-orang tua, anak-anak, saudara-saudara…lebih kamu cintai daripada Alloh
dan RosulNya…maka bersiaplah sampai Alloh mendatangkan keputusanNya. Sungguh
Aloh tidak menunjukkan orang-orang yang fasiq”QS at Taubah: 24. Ayat
ini cukup menjadi bukti bahwa mencintai Rosululloh Saw merupakan kewajiban yang tidak bisa
ditawar-tawar, dengan bukti adanya ancaman “tunggulah sampai Alloh
mendatangkan keputusanNya” serta stigma sebagai orang yang Fasiq.
Dalam mencintai Rosululloh
Saw, orang beriman juga dituntut untuk memberikan cintanya kepada Beliau Saw
dengan sepenuh hati, melebihi cinta kepada anak, orang tua, saudara, dan harta
benda. Dengan inilah orang beriman baru akan merasakan betapa manisnya
keimanan, “Tiga hal, barang siapa berada di dalamnya maka dia akan menemukan
manisnya iman; hendaknya Alloh dan RosulNya lebih dia cintai daripada selain
keduanya, tidak mencintai orang lain kecuali karena Alloh, dan hendaknya dia
merasa enggan kembali kepada kekafiran seperti layaknya dia enggan jika
dilemparkan ke neraka”HR Bukhori. Bahkan lebih dari itu, cinta
kepada Rosululloh Saw harus melebihi rasa cinta kepada diri sendiri. Suatu
ketika Umar ra berkata: Wahai Rosululloh, sungguh engkau lebih saya cintai
daripada semuanya, kecuali diri saya sendiri! Rosululloh Saw bersabda: “Tidak
sempurna iman salah seorang dari kalian sebelum diriku lebih dia cintai
daripada dirinya sendiri”HR Muttafaq Alaihi. Umar segera menyahut:
“Demi Dzat Yang menurunkan kepadamu Alqur’an, sungguh engkau lebih saya sayangi
daripada diri saya sendiri?! Rosululloh Saw bersabda: “Sekarang, wahai Umar”.
Tanda Cinta
Seseorang yang mencintai dan
mengidolakan tokoh tertentu maka cinta itu membawanya untuk selalu atau
cenderung meniru tokoh tersebut, jika tidak demikian bisa disimpulkan bahwa
cintanya itu bohong belaka. Karena itulah apakah kita termasuk orang yang mencintai
Rosululloh Saw atau tidak maka marilah kembali melihat apakah dalam diri ini
ada ciri-ciri mencintai makhluk Alloh yang paling utama itu: 1)
Mengikuti, menuruti perintah dan menjauhi larangan Beliau Saw, firman Alloh:
“Katakanlah: “Jika kalian mencintai Alloh maka ikutilah diriku, (jika
demikian) Alloh pasti mencintai kamu”QSAli Imron: 31. 2)
Mendahulukan anjuran Rosululloh Saw dan
mengakhirkan kepentingan diri sendiri, “…dan mereka mengakhirkan diri mereka
meski diri mereka sendiri sangat membutuhkan…”QS al Hasyr: 9. Ayat
ini menceritakan sekaligus membanggakan karakter yang dimiliki para pecinta
Rosululloh Saw (para sahabat) di mana mereka lebih mendahulukan orang lain
meski diri mereka sendiri membutuhkan. 3) Menghidupkan sunnah Rosululloh
Saw, Anas bin Malik menceritakan bahwa Rosululloh Saw pernah bersabda
kepadanya: “Wahai anakku, itulah sunnahku, barang siapa yang menghidupkan
sunnahku berarti telah mencintaiku dan barang siapa mencintaiku maka dia
bersamaku di surga”HR Turmudzi. 4) Banyak menyebut Beliau
Saw, sebab barang siapa yang mencintai sesuatu maka dia pasti banyak
menyebutnya. Selain itu merasa rindu dan ingin bertemu dengan Beliau Saw. Dalam
Dalail Nubuwwah Imam Baihaqi menuturkan bahwa ketika orang-orang Asy’ari
datang ke Madinah, mereka tak lelah mendendangkan sebuah syair yang artinya:
“Esok kita akan bertemu dengan para kekasih, Muhammad dan para sahabatnya”.
5) Mencintai orang yang dicintai oleh Rosululloh Saw, termasuk para
isteri, keluarga dan sahabat Beliau Saw, “Barang siapa mencintai keduanya
(Hasan Husen) berarti mencintaiku…” HR Ibnu Majah.
Jika seluruh kriteria di atas
tertanam dalam diri berarti cinta itu sempurna, dan bila hanya sebagian saja
maka cintanya tidak sepenuh hati. Kendati demikian dia tetap dikatakan sebagai
pecinta Rosululloh Saw. Saat seorang minum arak dan dijatuhi hukuman, banyak
orang mencela dan menghinakannya, akan tetapi Rosululloh Saw segera membantah:
“Jangan kalian melaknatnya, sebab dia mencintai Alloh dan RosulNya”.
Mereguk Pahala Cinta
Mencintai Rosululloh Saw, di
samping bisa dirasakan nikmatnya di dunia dengan datangnya rasa manis dan indah
kala bisa dan mampu melaksanakan konsekwensi dari cinta itu sendiri, juga bisa
dirasakan lezatnya nanti di akhirat. Seorang pernah datang kepada Rosululloh Saw
dan bertanya: Kapan kiamat datang, wahai Rosululloh? Beliau Saw balik bertanya:
Apa yang kamu siapkan untuknya? Orang itu menjawab: Saya tidak menyiapkan
untuknya banyak sholat, banyak puasa atau banyak sedekah, tetapi saya mencintai
Alloh dan RosulNya. Rosululloh Saw bersabda: “Kamu bersama orang yang kamu
cintai”Muttafaq Alaihi.
Shofwan bin Qudamah bercerita: Aku berhijroh kepada Rosululloh Saw, aku
lalu datang dan bertemu dengan Beliau. Aku berkata: Tolong berikan tangan anda,
karena saya akan berbaiat! Setelah Beliau Saw memberikan tangannya yang mulia,
aku berkata: Wahai Rosululloh, sesungguhnya saya mencintai anda! Beliau Saw
bersabda: “Seseorang bersama orang yang dia cintai”HR Bukhori.
Ali ra berkisah: Rosululloh Saw memegang tangan Hasan dan Husen, lalu Beliau
Saw bersabda: “Barang siapa mencintai kedua anak ini, ayah dan ibu keduanya
maka dia bersamaku dalam derajatku di surga”HR Turmudzi.
Dikisahkan bahwa ada seorang
lelaki datang dan berkata kepada Rosululloh Saw: Wahai Rosululloh, sungguh anda
lebih saya cintai daripada keluarga dan harta benda saya sehingga ketika
mengingat anda maka saya tidak sabar dan ingin segera datang untuk melihat
engkau. Lelaki itu melanjutkan: Dan ketika saya mengingat bahwa kematian pasti
datang, tetapi sesudah itu di surga engkau akan diangkat ke derajat para nabi,
dan mulai itulah saya tidak lagi bisa melihat anda! keluhan lelaki inilah yang
menjadikan sebab turunya firman Alloh: “Barang siapa yang taat kepada Alloh
dan RosulNya maka mereka akan bersama orang-orang yang memperoleh nikmat Alloh
dari para nabi, orang-orang yang sungguh-sungguh, dan orang-orang yang saleh.
Betapa indah berteman dengan mereka”QS an Nisa’: 69.
0 comments:
Post a Comment