Nov 30, 2011

[...تَكُنْ مُهَاجِرًا] Anda Harus Berhijrah!

Tausiah Bulan Desember 2011 / Muharram 1433 H

بسم الله الرحمن الرحيم


[...تَكُنْ مُهَاجِرًا]

يَرَى الْمُسْلِمُ الْوَاعِى دُرُوْسًا وَافِرَةً مِنَ الْهِجْرَةِ النَّّبَوِيَّةِ يَعْتَبِرُهَا بِإِضَافَةِ مَا لَهَا مِنْ ثَمَرَاتٍ ِلأَنَّ الْهِجْرَةَ فِى الْحَقِيْقَةِ هِيَ مِنْ مَدْرَسَةِ اْلإِيْمَانِ وَمِنْ تِلْكَ الثَّمَرَاتِ أَنْ عَمَّرَ اللهُ تَعَالَى لِخَلِيْلِهِ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَشْرَفَ بُقْعَةٍ بِأَشْرَفِ ذُرِّيَّةٍ وَأَحْيَا أَفْضَلَ وَادٍ غَيْرَ ذِي زَرْعٍ بِأَفْضَلِ مَاءٍ وَأَقَامَ أَعْظَمَ شَعَائِرِهِ وَهِيَ الصَّلاَةُ فِى أَجَلِّ مَشَاعِرِهِ وَرَفَعَ قَوَاعِدَ أَوَّلِ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ وَجَعَلَهُ لِسَانَ صِدْقٍ فِى اْلآخِرِيْنَ وَأَظْهَرَهُ عَلَى مَنَاسِكِ الْحَجِّ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَغَيْرَ ذَلِكَ .

وَهَكَذَا كَانَتِ الْهِجْرَةُ النَّبَوِيَّةُ الْمُحَمَّدِيَّةُ الَّتِي كَانَتْ مِنْ ثَمَرَاتِهَا الطَّيِّبَةِ كُلُّ خَيْرٍ أَصَابَهُ الْمُسْلِمُوْنَ وَكُلُّ عِـزٍّ أَدْرَكُوْهُ وَكُلُّ سَعْدٍ نَالُوْهُ عَلَى مَرِّ الْعُصُوْرِ , فَلَقَدِ انْتَشَرَ نُوْرُ اْلإِسْلاَمِ – الَّذِى بِهِ صَلاَحُ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ – وَقَامَتْ دَوْلَـتُهُ الَّتِى فَتَحَ اللهُ بِهَا مَكَّةَ وَانْتَشَرَ تَعَالِيْمُهُ فِى الْعَالَمِ بَعْدُ بِالْفُتُوْحَاتِ اْلإِسْلاَمِيَّةِ وَهِيَ بِلاَ شَكٍّ تَخْتَلِفُ فِى مَظْهَرِهَا وَنَتَائِجِهَا عَنْ هِجْرَةِ إِخْوَانِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ السَّابِقِيْنَ وِفْقَ رِسَالَتِهِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ .
ثُمَّ وَسَّعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَفْهُوْمَ الْهِجْرَةِ حَيْثُ يَشْمَلُ الْهِجْرَةَ عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ بِتَرْكِ الْمَعَاصِى وَالْمُخَالَفَاتِ قَائِلاً لِفُدَيْكٍ أَحَدُ الصَّحَابَةِ (( يَافُدَيْكُ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَآتِ الزَّكَاةَ وَاهْجُرِ السُّوْءَ وَاسْكُنْ مِنْ أَرْضِ قَوْمِكَ حَيْثُ شِئْتَ تَكُنْ مُهَاجِرًا)) رَوَاهُ الْبَغَوِى وَابْنُ مَنْدَهْ وَأَبُوْ نُعَيْمٍ . (كَنْـزُ الْعُمَّالِ 8/3031, الْقُدْوَةُ الْحَسَنَةُ لأبوي ص 42)
لِمَاذَا؟ لِمَا قِيْلَ : (زَمَانٌ كَأَهْلِهِ وَأَهْلُهُ كَمَا تَرَي) وَأَهْلُ هَذَا الزَّمَانِ قَدْ تَحَقَّقَ مَا وَقَعَ بِهِمْ مَا أَشَارَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ تَغَيُّرِهِمْ عَنْ طَرِيْقَتِهِمِ الْجَادَّةِ لِفِتْـنَةٍ دَاهَمَتْهُمْ كَمَا جَاءَ ذَلِكَ فِى عِدَّةٍ مِنْ أَحَادِيْثِهِ الشَّرِيْفَةِ كَمَا يَلِيْ:
1. حَدِيْثُ رَفْعِ اْلأَمَانَةِ عِنْدَ التِّرْمِذِى رَقْمُ 2270 إِلَى أَنْ قَالَ : ((...فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُوْنَ لاَ يَكَادُ أَحَدُهُمْ يُؤَدِّي اْلأَمَانَةَ حَتَّى يُقَالَ إِنَّ فِى بَنِي فُلاَنٍ رَجُلاً أَمِيْنًا وَحَتَّى يُقَالَ لِلرَّجُلِ مَا أَجْلَدَهُ وَأَظْرَفَهُ وَأَعْقَلَهُ وَمَا فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ إِيْمَانٍ _ الحديث))
وَحَاصِلُهُ : أَنَّهُمْ يَمْدَحُوْنَهُ بِكَثْرَةِ الْعَقْلِ وَالظَّرَافَةِ وَالْجَلاَدَةِ وَيَتَعَجَّبُوْنَ مِنْهُ وَلاَ يَمْدَحُوْنَ أَحَدًا بِكَثْرَةِ الْعِلْمِ النَّافِعِ وَالْعَمَلِ الصَّالِحِ .
2. ("لَتَـتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوْهُمْ" قَالُوْا : الْيَهُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ : فمن؟ ) رَوَاهُ الْبُخَارِى عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه . وَرَوَاهُ الْحَاكِمُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَفِى آخِرِهِ "وَحَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ جَامَعَ امْرَأَتَهُ فِى الطَّرِيْقِ لَفَعَلْتُمُوْهُ " قَالَ الْمُنَاوِي : إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ . وَقَالَ النَّوَوِى:الْمُرَادُ الْمُوَافَقَةُ فِى الْمَعَاصِى وَالْمُخَالَفَاتِ لاَ فِى الْكُفْرِ .(تحفة الأحوذى 6/408)
3. ("لَتَنْقُضُنَّ عُرَى اْلإِسْلاَمِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِى تَلِيْهَا فَأَوَّلُهُنَّ الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلاَةُ") رَوَاهُ أَحْمَدُ وَابْنُ حِبَّان وَالْحَاكِمُ (الجامع الصغير 2/123) .
4. ("يَكُوْنُ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنٌ كَقِطَعِ اللَيْلِ الْمُظْلِمِ") رَوَاهُ ابْنُ مَاجَة (كنوز الحقائق للمناوى هامش الجامع الصغير2/203)
5.("يُوْشِكُ اْلإِسْلاَمُ أَنْ يَدْرُسَ فَلاَ يَبْقَى إِلا َّاسْمُهُ ") رواه الديلمي فى الفردوس/ كنوز الحقائق للمناوى هامش الجامع الصغير2/203)
قَالَ الله تَعَالَى مُحَذِّرًا عَنِ الْوُقُوْعِ فِى هَذِهِ الْفِتَنِ بِقَوْلِهِ (...وَيُحَذِّرُكُمُ الله نَفْسَهُ وَاللهُ رَؤُوْفٌ بِالْعِبَادِ) آل عمران:30, مُوْصِيًا بِطَلَبِ الْمَخْرَجِ عَنْ ذَلِكَ بِقَوْلِهِ (يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا وَاتَّقُوا الله لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ) آل عمران آخر السورة:200.

=الله يتولى الجميع برعايته=

Anda Harus Berhijrah!

Seorang muslim yang terbina melihat ada banyak sekali pelajaran dari hijrah nabawiyyah selain memang dalam hijrah terdapat sekian banyak buah (manfaat) karena sebenarnya hijrah adalah madrasah keimanan. Di antara buahnya ialah Allah menyemarakkan untuk kekasihNya Nabi Ibrahim alaihissalam, tanah suci dengan anak keturunan yang mulia (Rasulullah Saw), dan Dia menghidupkan lembah paling utama yang tidak ada tanaman (sama sekali) dengan air yang paling utama (Zam-zam), serta menegakkan syiar utamaNya yaitu shalat di tempat syiarnya yang paling mulia sekaligus meninggikan pilar-pilar rumah pertama yang diletakkan untuk manusia. Allah juga menjadikan Nabi Ibrahim sebagai orang yang selalu disebut dengan kebaikan (lisan shidiq) oleh generasi setelahnya (hingga sekarang) dan menampakkannya dalam manasik haji untuk kaum muslimin dll.

Begitulah hijrah nabawiyyah muhammadiyyah yang di antara buah indahnya adalah seluruh kebaikan yang didapatkan kaum muslimin dan seluruh kemuliaan yang mereka peroleh serta seluruh keberuntungan yang mereka capai sepanjang masa. Sungguh cahaya Islam – sebagai kunci kebaikan dunia dan akhirat - telah tersebar dan pemerintahannya telah beridiri sehingga Makkah bisa ditaklukkan dan sesudah itu ajaran-ajaran Islam tersebar luas di seluruh alam melalui penaklukkan-penaklukkan yang dilakukan Islam. Jadi sudah dipastikan bahwa hijrah nabawiyyah berbeda dengan hijrah saudara-saudara Beliau shallallahu alaihi wasallam yaitu para nabi yang lain yang terdahulu alaihimussalaam sesuai dengan risalah beliau sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperluas pemahaman hijrah sehingga mencakup berhijrah dari sesuatu yang dilarang oleh Allah dengan meninggalkan maksiat dan sikap melawan kepada Allah. Beliau bersabda kepada salah seorang sahabat bernama Fudek: “Wahai Fudek, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, jauhilah keburukan dan tinggal-lah di manapun dari tanah kaum-mu, tentu kamu tetap menjadi seorang yang berhijrah!”” (HR Baghawi Ibnu Mandah Abu Nuaim/Kanzul Ummal 8/3031, al Qudwah al Hasanah hal 42)

Kenapa? Karena dikatakan: “Masa itu seperti pelakunya. Sedang pelakunya seperti anda saksikan”Ia, pelaku masa sekarang ini telah berada dalam kondisi seperti disabdakan Nabi shallallahu alaihi wasallam yaitu kondisi berubah dari jalur yang benar akibat terpaan badai fitnah yang begitu dahsyat sebagaimana diberitakan dalam hadits-hadits beliau di bawah ini;

1.Hadits hilangnya Amanah seperti dalam riwayat Imam Turmudzi;2270; ((....sehingga manusia lalu saling melakukan transaksi perdagangan di mana hampir tak ada seorangpun yang menunaikan amanat, sampai dikatakan “bahwa sesungguhnya di suku ini ada seorang yang bisa dipercaya” hingga mereka mengatakan; “Betapa teguh orang ini, betapa cerdas dan betapa berakal dirinya” padahal dalam hatinya tak ada sebiji sawipun keimanan...)) Artinya mereka memujinya sebagai banyak memiliki akal, kecerdasan dan keteguhan serta mengidolakannya. Sementara mereka sama sekali tidak memuji seorangpun karena banyak memiliki ilmu yang bermanfaat dan melakukan amal shaleh.
2. “Sungguh kalian akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sehingga seandainya mereka memasuki lubang biawak niscaya kalian mengikuti mereka” Kami (para sahabat) bertanya; “Orang yahudi dan nashrani (yang anda maksudkan)?” Nabi Saw bersabda; “Lalu siapa (lagi)?”(HR Bukhari dari Abu Said al Khudri ra. Sedangkan Imam Hakim meriwayatkan hadits ini Ibnu Abbas ra di mana dalam akhir teks hadits terdapat riwayat; “...dan sampai andaikan salah seorang mereka mengumpuli isteri di jalan niscaya kalian juga melakukannya” Imam al Munawi mengatakan bahwa hadits riwayat Hakim ini bersanad shahih. Imam Nawawi mengatakan:[Maksudnya adalah menyamai mereka dalam hal kemaksiatan dan pelanggaran, bukan dalam kekafiran]( Tuhfatul Ahwadzi 6/408)

3.”Sungguh kalian akan melepaskan kancing-kancing islam satu persatu. Setiap kali satu kancing terlepas maka manusia beralih kepada kancing berikutnya; pertama dari kancing (yang dilepaskan) itu adalah hukum (daulah islamiyyah) dan yang akhir adalah shalat” (HR Ahmad Ibnu Hibban Hakim/ al jami’ as shaghir 2:203)

4.”Akan ada sebelum kiamat, fitnah-fitnah seperti potongan-potongan gelap malam”(HR Ibnu Majah/ Kunuzul Haqaiq Lil Munawi((Hamisy al jami’ ash shaghir2/203))

5. “Hampir saja Islam musnah sehingga tidak tersisa kecuali namanya” (HR Dailami falam Musnadul Firdaus/ Kunuzul Haqaiq Lil Munawi((Hamisy al jami’ ash shaghir2/203))

Allah ta’alaa memberikan peringatan agar tidak terjatuh dalam fitnah-fitnah ini dengan firmanNya; “Dan Allah memperingatkan kalian akan siksaNya. Dan Allah sangat sayang kepada para hambaNya “QS Ali Imran:30, seraya berwasiat supaya mencari jalan keluar dari hal tersebut; “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah, tabahkanlah diri (bergaul dengan sesama), masuklah dalam jaringan (jamaah) dan bertaqwalah supaya meraih keberuntungan “QS Ali Imran (akhir surat):200)


=الله يتولى الجميع برعايته=

NB:
Format Audio menyusul.

Nov 12, 2011

Dengan Cara Apa Anda Ber-shuhbah?

Tausiyah Bulan Oktober 2011

Dzunnun Al Mishri berkata: [Jangan berteman akrab menuju Allah kecuali dengan pandangan yang sama. Jangan berteman dengan akran (bershuhbah) dengan makhluk kecuali dengan saling menasehati. Jangan bershuhbah dengan nafsu kecuali dengan perlawanan. Jangan bershuhbah dengan setan kecuali dengan permusuhan] tanwiirul Adzhaan:1/271.

1) Bershuhbah Bersama Menuju Allah

Allah ta’alaa berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.“QS Ali Imran:118.
Sungguh telah dikatakan: “Jangan tertipu performa manusia sebelum kamu mengerti hakikat dirinya”.
Juga dikatakan: “Sesungguhnya orang-orang itu laksana kotak-kotak terkunci. Dan tiada kunci-kuncinya kecuali sekian banyak uji coba”

2) Bershuhbah dengan Manusia dengan
Saling Menasehati dan Menabahkan Diri

Allah ta’alaa berfirman: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.“QS al Ashr:1-3.
Allah ta’alaa berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan berjejaringlah serta bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.“QS Ali Imran:200.

Dikatakan:
Bersabarlah atas kepedihan karena orang yang iri hati, karena kesabaranmu pasti akan membunuhnya.
Sungguh api akan memakan dirinya sendiri apabila tidak menemukan sesuatu yang dimakannya.


3) Bershuhbah dengan Nafsu dengan Perlawanan (Sehingga menjadi Lawwamah lalu Muthmainnah)

Allah ta’alaa berfirman: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.“QS Yusuf:53.
Yang selalu menyuruh kepada kejahatan adalah salah satu jenis nafsu. Di antara jenis yang lain ialah al lawwaamah, yaitu yang senantiasa dan seringkali mengkritisi dirinya ketika terjatuh dalam kemaksiatan.
Di antara jenis nafsu lainnya adalah al muthma’innah yang disebutkan Allah dalam firmanNya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. masuklah ke dalam syurga-Ku” QS al Fajr: 27-30. Nafsu jenis ini merasa tentram dengan keimanan dan pembenaran sepenuhnya akan janji Allah ta’alaa. Nafsu jenis selamanya mendapatkan pertolongan menuju ketaatan dan membenarkan pertemuan dengan Allah ta’aalaa.

Dalam Burdah-nya, Imam al Bushiri mengatakan:

= Nafsu itu seperti anak kecil yang jika kamu membiarkannya maka ia akan tumbuh dewasa dengan tetap suka menyusu (kepada ibunya). Tetapi jika kamu menyapihnya maka iapun bisa tersapih.

= Maka alihkanlah keinginan nafsu dan waspadalah jangan sampai memberinya kuasa, sebab sungguh selama hawa nafsu berkuasa niscaya ia bisa mematikan atau membuat kerusakan(menimbulkan kecacatan)
Nafsu lebih berbahaya daripada setan karena ia musuh dalam rupa seorang teman. Sementara manusia tidak pernah mewaspadai rekayasa teman sendiri. Jadi nafsu adalah musuh dalam selimut.

4)Bershuhbah dengan Setan dengan Permusuhan

Allah ta’alaa berfirman: ” Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala“QS Fathir:6.
Lihatlah apa yang dilakukan setan terhadap ayah kita Nabi Adam alaihissalaam dan isterinya Hawwa’.Ia telah bersumpah sesungguhnya ia bermaksud baik kepada keduanya sebagaimana difirmankan Allah: “Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",QS al A’raaf:21. lalu bagaimana terhadap kita? padahal terhadap kita ia telah bersumpah, seperti difirmankan Allah: “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". “QS al Hijr:39-40.

Karena itulah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam memberikan peringatan kepada kita akan rekayasa setan dalam khutbah beliau ketika hajjatul wada’. Beliau bersabda:
“Ingat, sesungguhnya setan telah berputus asa untuk bisa disembah di negeri-negeri kalian ini selamanya. Tetapi akan ada ketaatan kepadanya dalam amal-amal yang kalian anggap remeh sampai akhirnya setan pun rela dengan hal itu”(HR Turmudzi/2248)

Dalam riwayat lain:
“Sesungguhnya setan telah berputus asa untuk bisa disembah oleh orang-orang yang shalat, tetapi (ia masih berharap) membenturkan di antara mereka”(HR Ahmad Muslim Turmudzi dari Jabir ra/al Jami’ As Shaghiir:1/82)

Dalam kitabnya, Bustanul Waa’izhiin Wa Riyadhus Saami’iin hal 13, Ibnul Jauzi menyebutkan riwayat dari Nabi Muhammad Saw bahwa sesungguhnya beliau saat hajjatul wada’ berkhutbah:

“Wahai manusia, sesungguhnya aku mengharapkan kebaikan untuk kalian dan lagi bisa dipercaya. Ingat sesungguhnya Iblis telah berputus asa dari kalian. Akan tetapi demi Dzat yang mengutusku dengan hak, Iblis, semoga Allah melaknatnya, pasti akan menjadikan kalian menyembah seribu tuhan. Seseorang menyembah untanya, orang lain menyembah isterinya, orang lain menyembah kambingnya, orang lain menyembah tanaman pertaniannya, orang lain menyembah perdagangan (bisnisnya), orang lain menyembah hasil karyanya, orang lain menyembah kendaraannya, dan orang lain menyembah temannya. Seseorang bertanya kepada yang lain: “Bagaimana keadaanmu?” maka temannya menjawab: “Jika bukan karena perdaganganku maka tak ada keadaan (menyenangkan) bagiku”. Ia berkata: “Andai bukan karena pertanianku” orang lain berkata: “Andai bukan karena isteriku” orang lain berkata: “Andai bukan karena kendaraanku” orang lain berkata: “Andai bukan karena temanku” sehingga setan melalaikannya dari mengingat Tuhannya dan membuatnya kepayahan dalam urusan dunianya serta memutuskannya dari Akhiratnya_....”

Hadits tersebut sejalan dengan firman Allah: “...dan tidaklah melupakan aku untuk melakukan hal itu kecuali setan... “QS al Kahfi:63.

Benar, Allah ta’aalaa berfirman: “...dan sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan lemah”QS An Nisa’: 28. Dalam ayat lain: “...sesungguhnya rekayasa setan itu lemah “QS An Nisa’:76. Adalah dua hal yang lemah jika bertarung maka masing-masing keduanya tidak memiliki penolong untuk bisa mengalahkan lawannya. Lalu Allah memerintahkan manusia yang lemah agar memohon pertolongan kepada Tuhannya yang Maha Lembut dari rekayasa musuhnya yang lemah agar Dia Memberinya perlindungan dan pertolongan untuk bisa mengalahkan musuh dengan selalu berdzikir kepadaNya sebagaimana dikatakan:

=Seorang hamba senantiasa dalam lindungan dan penjagaan Allah
dari setiap setan yang sesat dan lalai

=Jika ia memohon perlindungan kepada Sang Maha Pengasih di waktu paginya dan begitu pula di waktu sorenya dengan berdzikir kepada Allah.

والله يتولى الجميع برعايته==

NB:
Format Audio Tausiyah Bulan Oktober 2011 segera menyusul. Admin.